Cerita Mbah Towo Keliling Cari Barang Bekas Untuk Ditukar Beras

Mbah Towo Dan Istrinya Nasiem Tengah Menikmati Makanan Yang Diberi Warga Saat Keliling Mencari Barang Bekas. 

Debu jalanan, panas terik sinar mata hari tak dirasanya lagi, jalan kaki setiap hari modal awal melangkah untuk mencari sesuap nasi. Jam dinding menunjukkan pukul 14.00 Wib, dijalan lintas yang begitu sunyi terlihat pasangan suami istri berusia lanjut melangkah gontai di aspal yang begitu panas tanpa alas kaki sembari membawa karung bekas berisi aqua gelas bekas untuk ditukar beras.

Mbah Towo begitu warga memanggilnya usianya sudah 70 tahun setiap hari jalan beriring dengan istrinya Nasiem 62 tahun, keduanya mencari barang bekas setiap hari untuk tetap bertahan hidup. Sudan lebih 35 tahun Towo mencari nafkah keliling desa untuk mengumpulkan barang bekas yang bisa ditukar beras.

” Saya belum makan, makanya pas dikasih saya langsung makan ini,” Begitu ucap laki-laki bertubuh mungil dibalut kulit keriput dengan pakaian lusuh itu saat dihampiri, Rabu 30 November 2022.

Sembari menikmati nasi putih yang dia dapat dari warga, Towo berucap jika ada masyarakat yang berbaik hati dia bersama istri bisa mengisi perutnya saat keliling mencari rezki, namun jika tidak terpaksa harus menahan hingga sore hari setibanya di kediaman baru bisa menikmati makan tadi pagi.

“Kalau ada yang ngasih saya makan kalau nggak ya tetap jalan cari rongsok aja nanti sore di rumah baru makan lagi. Kalau ditanya lapar ya pasti lapar seharian nggak makan, tapi mau bagai mana nggak ada nasi tapi itu sudah biasa bagi saya, ” Ungkap Towo.

Kata Warga Dusun Jengkolan desa Branti Raya itu, Yang terpenting baginya usaha setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup, tidak mengambil hak orang lain dan tidak meminta dengan siapa pun. ” Kalau di kasih saya ambil tapi kalau mau minta-minta saya tidak mau, lebih baik lapar dari pada meminta-minta sama orang, ” Katanya.

Setiap hari lanjut Towo, tidak kurang dari 80 Kilo Meter dia berjalan kaki ditemani istri demi bisa bertahan hidup keduanya harus mencari barang bekas. ” Kalau mau beli barang bekas nggak ada modal saya, jadi harus begini keliling sambil cari. Kadang dapat kadang juga nggak namanya rezki nggak ada yang tahu, ” ucapnya.

Hasil barang bekas yang dia kumpulan bersama istrinya akan dijual tiga bulan kemudian dengan harapan uang yang didapat lebih banyak jika barang dikumpulkan terlebih dahulu. ” Dikumpulkan dulu barang-barang ini di rumah nanti tiga bulan baru dijual, hasilnya Rp3 juta sekali jual, nah uangnya ini dibelikan beras, bayar listrik sama kebutuhan untuk hidup, ” Jelasnya.

Bantuan pemerintah pernah dia dapat tetapi tidak lama hanya dua kali dalam tahun ini, ” Pertama itu dikasih Rp900 ribu, katanya bantuan untuk 3 bulan, kemudian nggak lama dari itu dikasih lagi jumlahnya sama begitu juga Rp900 ribu, setelah itu dan sebelum itu tidak pernah saya dapat apa apa, ya nggak apa juga walau pun saya nggak dapat, ” Terang Towo.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *