Konsisten Serap Aspirasi dan Harapan Masyarakat Natar, Edo Saputra Wijaya tuntaskan 60 titik kunjungan dalam 3 bulan terakhir.
NATAR -Tokoh Pemuda dan juga Caleg DPRD Kabupaten Lampung Selatan Dapil Kecamatan Natar Nomor Urut 3 dari Partai Gerindra, Edo Saputra Wijaya, S.H.,M.H merampungkan giat kunjungan serap aspirasi masyarakat di wilayah Kecamatan Natar Lampung Selatan.
Bang Edo sapan akrabnya mengatakan, dia maju sebagai Celag DPRD Kabupaten Lampung Selatan mengusung tema “’Hebatkan Natar’, dia dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan kepemudaan di kecamatan Natar.
“konsep 60 titik ini merupakan bentuk keseriusan saya dalam upaya menyerap sebanyak-banyaknya aspirasi warga agar kelak ia (apabila diberikan amanah oleh rakyat) dapat mengerti sepenuhnya hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat dan menjadikan kebutuhan itu sebagai pokok pikiran dan prioritas yang akan saya usung.” Ujar Edo.
“Kita memang selalu bergerak datang dari satu titik ke titik lain, kita berinteraksi dengan masyarakat, mendengarkan, mencoba memahami dan mencatat semua harapan-harapan masyarakat kecamatan Natar. Dan kita berusaha untuk menjadikan harapan itu sebagai pemicu semangat pengabdian diri”, ujar Edo dalam wawancara mengenai tujuan kunjungannya ini.
Kata Bang Edo, mungkin banyak yang belum melihat (kunjungan ini), namun pada dasarnya juga tulus mengunjungi titik-titik ini untuk mendengarkan masyarakat langsung tanpa harus gembar-gembor pencitraan di media sosial semata.
” Memang itu -pencitraan di media sosial- juga penting, namun saya selalu menekankan kepada tim dan relawan agar ‘fokus’ kita adalah pada esensi kunjungan, agar menjaga niatan awal kita mencalonkan diri ini” , kata Edo saat ditemui dalam sosialisasinya.
Adapun menurutnya, hasil-hasil dari kunjungannya ini masyarakat mayoritas menginginkan kedepan adanya perhatian khusus terhadap pembangunan di daerah kecamatan Natar yang merata, dan berkeadilan.
Pembangunan ini dalam artian bukan hanya pembangunan fisik semata, namun juga program-program peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang ada di kecamatan Natar ini.
Caleg yang juga merupakan tokoh pemuda kecamatan natar ini menuturkan bahwa meskipun baru dalam kontestasi politik, namun ia bukanlah yang awam dalam perpolitikan. Hal ini lah yang diakuinya menjadi alasan atas pertanyaan mengapa tidak terkesan melakukan pencitraan-pencitraan media sosial, ‘agar tak terdeteksi lawan’,.
Selain aktif menyerap aspirasi, ESW -Edo Saputra Wijaya- ini nyatakan senantiasa menyampaikan program-program Prabowo-Gibran dalam tiap kunjungannya.
Program-program keberlanjutan Jokowi serta lebih utamanya soal program Asta Cita yang di usung paslon capres-cawapres no.2 tersebut.
“Saya perhatikan banyak sekali masyarakat yang antusias dengan program Pak Prabowo-mas Gibran. Terlebih, masyarakat menginginkan pemimpin bangsa ini yang kharismatik, jujur, tidak banyak omong dan terbukti bekerja nyata bukan hanya janji-janji semata, masyarakat mengatakan ini semua ada pada Pak Prabowo-Mas Gibran”, ucap Edo.
Usung Konsep Hebatkan Natar, Edo Saputra Wijaya Nyatakan Siap 100% Kerja Cerdas Demi Kemajuan Natar.
Dalam pencalonannya sebagai DPRD Lampung Selatan Dapil IV Kecamatan Natar dia mengusung Konsep Hebatkan Natar, Edo Saputra Wijaya Nyatakan Siap 100% Kerja Cerdas Demi Kemajuan Natar.
Edo yang juga merupakan Ketua Karang Taruna Kecamatan Natar 2023-2028 ini dikenal aktif dalam organisasi sosial kemasyarakatan yang sering turun langsung dalam kegiatan sosial ditengah masyarakat.
Berangkat dari keresahannya akan isu sosial dan pemuda ini, konsep awal Hebatkan Natar adalah soal bagaimana mengangkat segenap tenaga bersama untuk mengadakan program-program pendidikan dan pelatihan berdampak bagi peningkatan wawasan dan kompetensi pemuda-pemudi yang ada di kecamatan natar ini. Setelah dirasa belum cukup kuat jangkauannya, ESW dalam wawancara langsung mengatakan bahwa butuh kekuatan untuk mewujudkan cita-cita bersama ini.
Seperti yang kita ketahui bersama, pembangunan di daerah kecamatan natar ini butuh perhatian khusus dan serius mengenai pemerataannya. Masih banyak daerah-daerah yang masih belum merasakan mulusnya jalanan, akses pendidikan yang baik serta belum lagi soal sulitnya air bersih yang mana perlu perhatian khusus dari berbagai pihak.
Banyak jalan-jembatan-fasilitas umum masyarakat yang belum terfasilitasi dengan baik sehingga masyarakat juga seolah muak dengan keadaan yang berlarut-larut dalam belasan tahun ini.
Kecamatan Natar dapat kita nyatakan sebagai cerminan sukses tidaknya Lampung Selatan ini, mengapa demikian karena Kecamatan Natar ini mempunyai begitu banyak variabel penunjang pembangunan kabupaten. Mulai dari adanya bandara, wilayah ekonomi potensial hingga jumlah masyarakat melek pendidikan yang cukup tinggi yang mana menjadi kunci utama dalam pembangunan SDM.
Natar tidak boleh lagi merasa di anak tirikan, Natar tidak boleh lagi masyarakatnya merasa di pinggirkan, Natar tidak boleh lagi merasa tidak mendapatkan prioritas pembangunan.
Kedepan kita akan focus kerja menyuarakan soal-soal natar dan kebutuhan-kepentingan masyarakatnya. “Kita harus bergerak dinamis namun menghasilkan kemajua” ujar Edo dalam pertanyaan soal konsep Hebatkan Natar ini.
Diakui oleh beberapa masyarakat 60 titik kunjungan ESW, konsep Hebatkan Natar yang disampaikan ini menjadi angin segar bagi rasa frustasi masyarakat yang bingung akan kearah mana natar akan dibawa oleh para caleg-caleg dalam kontestasi pemilu 2024 ini.
Didik Susanto, salah satu masyarakat di desa Branti Raya mengatakan bahwa konsep Hebatkan Natar ini cocok dengan masyarakat yang sudah capek liat caleg cuma sekedar minta suara namun tidak punya konsep kerja.
“Ya cocoklah, bagus sih.. saya dengar waktu disampaikan, itu (konsep) memang kita mau dengar langsung ada ga yang berani kerja untuk upayakan pembangunan disini (daerah kecamatan natar)”, ujar Didik.
“Ya, Bismillah saja dulu yang pertama, kemudian kita akan fokus pemenangan Prabowo-Gibran lalu kita juga akan fokus pada kerja-kerja dalam konsep Hebatkan Natar ini untuk masyarakat kecamatan Natar”,ujar Edo saat diwawancarai.
Soal isu pembangunan fisik dan sosial yang masih belum merata, Ketua RAPI Kabupaten Lampung Selatan tekankan pentingnya Pemkab Kemudahan Akses Informasi Program Pembangunan di Kecamatan Natar.
Bicara soal pembangunan yang belum merata memang tidak pernah ada habisnya, akan selalu ada dan ada lagi rakyat di daerah-daerah meminta adanya perbaikan dan peningkatan pembangunan demi keberlangsungan hidup masyarakat diwilayahnya.
Masyarakat dalam menjalankan aktifitasnya pastilah menggunakan fasilitas-fasilitas umum, namun apa jadinya jika fasilitas tersebut belum memadai, rusak atau bahkan tidak ada ?.
Pantauan dari banyak masyarakat, isu soal jalan rusak menjadi bahasan utama. Terlihat begitu banyak sekali aduan dan keluhan masyarakat soal jalan yang rusak mengganggu akses mereka beraktifitas. Padahal, jika diukur dari jarak dengan kota Bandar Lampung wilayah kecamatan Natar ini tidak begitu jauh dibandingkan wilayah kecamatan lainnya.
Tentu persoalannya bukan di dekat-tidaknya dengan ibu kota provinsi lampung tersebut, namun yang perlu disoroti adalah harus semakin aktifnya pemerintah kabupaten lampung selatan dalam mengecek kondisi dan realita yang terjadi di daerah kecamatan natar ini.
Pembangunan yang tidak merata ini dapat diasumsikan sebagai wujud dari kurang efektifnya Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan dalam menelusuri dan mendeteksi hal apa yang menjadi kebutuhan masyarakat kecamatan natar ini dari satu titik ke titik lain.
Belum lagi jika berbicara soal adanya pembangunan fisik yang terkesan tertunda, mangkrak atau bahkan gagal karena telah dikorupsi uang pembangunannya. Hal ini selalu menjadi keresahan bersama yang terasa menjadi “biasa” jadi pembicaraan publik.
Tentu kita pahami pula, bahwa pembangunan fisik-sosial ini harus pula melibatkan masyarakat secara aktif dalam pelaksanaanya, namun terkadang masyarakat pun belum dapat mengakses informasi mengenai apa, dimana dan bagaimana suatu program akan dijalankan.
Menurut Ketua RAPI Lampung Selatan hal ini adalah bentuk dari masih belum efektif-efisiennya komunikasi publik dari Pemerintah Kabupaten ke berbagai elemen masyarakat.
“Perlu sebuah terobosan baru, efektif dan mengena dalam berkomunikasi antara Pemkab, Tokoh dan Masyarakat Umum secara luas. Kita lihat bagaimana masih belum populernya papan data kerja Pemerintah Desa di masing-masing desa, masih belum populernya kanal-kanal informasi Pemerintah Kabupaten ditengah masyarakat dan masih belum efektifnya komunikasi publik dari para tokoh-tokoh kepada lapisan masyarakat,” katanya.
“Kita perlu formulasi baru dalam komunikasi yang mampu membawa ketertarikan masyarakat untuk melihat, membaca, mendengarkan dan memahami akan informasi yang coba disampaikan oleh Pemerintah kepada masyarakat. Tak lupa pula bahwa formulasi ini harus mudah diakses, mengandung nilai transparansi data, professional dan berintegritas agar meminimalisir informasi sesat atau bahkan manipulatif yang justru dapat membuat tingkat kepercayaan masyarakat malah menurun”, Ujar Edo.
Komunikasi lagi-lagi menjadi kunci penting dalam pembangunan, rasa keadilan, prioritas kerja pemerintah dan keterbukaan informasi publik yang mana dapat membawa kedamaian ditengah masyarakat.
“Apabila kedepannya kita mampu menghadirkan kanal-kanal informasi publik yang terbuka jujur dan mudah diakses, pastilah banyak masyarakat yang paham kearah mana pembangunan ini dibawa, dijaga dan dituju. Selain itu, konsep ini juga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat karena ini dapat berguna dalam meminimalisir potensi korupsi dan proyek mangkrak.” Ungkapnya.
Adanya isu korupsi pembangunan merupakan bentuk akibat tidak tersedianya informasi kepada masyarakat mengenai spesifikasi dan anggaranya. Sehingga hal-hal seperti ini lah (tidak terbuka informasi) yang justru membuka ruang-ruang korupsi.
Belum lagi program pembangunan fisik-sosial yang tidak memiliki transparansi dalam tujuan pembangunannya, akan memicu adanya kecurigaan masyarakat atas praktik-praktik kepentingan oknum dalam penyelenggaraannya.
Menurut Muh. Apriandi , hal seperti ini lah yang membuat masyarakat kurang percaya kepada pembangunan yang dijalankan Pemkab.
“Kita sering belum dapat informasi apa-apa, tiba-tiba ada pengerjaan pembangunan dan seringkali hasilnya tidak bagus (spesifikasinya tidak sesuai dengan kondisi yang baik), jadi kita pun menyangka ini tuh mungkin dikorupsi spek-nya karena kita juga gak tau bisa lihat atau tau dimana informasi perencanaan pembangunannya ini”. “Ya kita tetap butuh, Namanya masyarakat pasti butuh adanya pembangunan (fisik) biar mudah kemana-mana.(*)