Mengenang 2 Tahun Kepergian dr Rocky Jacky D  Sihombing, Semoga Tenang di Surgamu Kawan

Sidomulyo, Lampung Selatan – – Kabar kepulangan seorang sahabat dekat petang itu, seperti petir yang menggelegar di siang bolong, hampir tidak percaya, tapi inilah takdir, kehendak tuhan, tak dapat ditolak.

Padahal sebelum mendapat kabar tentang kepulangan seorang sahabat yang periang itu, 5 hari sebelumnya,  dirawat di ICU Rumah Sakit Urip Sumiharjo, Bandar Lampung, karena tidak sadarkan diri, Senin (11/4/2022).

Pada saat besuk, kami tidak diizinkan melihat langsung, karena di rawat di ruang ICU Rumah sakit Urip Sumiharjo, hanya bisa bertemu dengan istri dari sahabat tersebut dan beberapa rekan sejawatnya.


Sahabat yang dirawat di ICU Rumah sakit, awalnya tidak terlalu dipikirkan, karena optimis bakal sembuh, apalagi dengan profesi beliau tersebut seorang dokter, maka kami pikir pasti dapat pelayanan terbaik.


Petang itu, menjelang buka puasa kami tiba di rumah duka yang terletak di pusat kota Bandar Lampung, sudah ramai pelayat dan keluarga, terdengar suara isak tangis.

Nama sahabat kami, dr Rocky Jacky D Sihombing yang berasal dari Medan, Sumatera Utara, merantau ke Lampung Selatan, sekitar tahun 2012 lalu, langsung menjabat Kepala Puskesmas Kecamatan Way Panji, Lampung Selatan.


Pada waktu merantau, dr Rocky Jacky D Sihombing masih lajang, beberapa tahun kemudian Ia menikah dengan pujaan hatinya dr Ruth Yohana Simbolon yang merupakan adik tingkatnya waktu kuliah di Medan.

Pertama kali kenal beliau sekitar tahun 2014, di ruang kepala Puskesmas Way Panji, di Desa Sidoharjo, sangat berkesan, karena dihidangkan teh botol dingin dan sebungkus rokok.

Saat itu, ia dan istrinya masih tinggal di rumah dinas, tepatnya di belakang Puskesmas Way Panji, termasuk membuka praktek di tempat tinggal tersebut.

Beberapa tahun kemudian, ia pindah tugas menjadi kepala Puskesmas Way Urang, Kecamatan Kalianda, disana justru lebih sering ketemu, tapi domisili ngontrak di depan Puskesmas Way Panji sekaligus tempat praktek.

Pada pertengahan tahun 2016, tanpa sengaja ketemu beliau di sebuah kedai Mie di Kalianda, kami berbincang, menawarkan beliau untuk tugas di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo saja.

Secara geografis, jarak tempuh dekat dengan tempat tinggalnya di Way Panji, selain itu, karena saya warga Kecamatan Sidomulyo, jadi tahu persis situasinya, sehingga cocok untuk beliau.

Bak gayung bersambut, beberapa bulan dari pertemuan di kedai mie, beliau pindah tugas menjadi Kepala Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo, entah karena usulan saya atau memang perintah pimpinan.

Awal menjabat Kepala Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo, banyak cobaan yang dihadapi beliau, maklumlah, karena jabatan di lokasi strategis selain itu, kaum minoritas.

Sebagai seorang sahabat selalu menjadi tempat curhat, kami sering berdiskusi mengenai cobaan dan tantangan yang dihadapi beliau awal menjabat Kepala Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo.

Setahun kemudian, beberapa persoalan dan cobaan terkait profesi atau pekerjaan bisa diatasi belau, hanya saja justru si anak Medan ini jatuh sakit, hingga di rawat di salah satu rumah sakit di Jakarta.

Setelah kepulangannya dari salah satu rumah sakit, Jakarta, sempat menanyakan sakit yang dialaminya, beliau hanya menjawab ada cairan di dalam kepala, setelah di operasi, dinyatakan sembuh.
“Puji Tuhan, saya diberi kesempatan untuk hidup normal, padahal riwayat penyakit di kepala ini, kalaupun bisa sembuh pasti ingatan berkurang,”  kata dr Rocky Jacky Sihombing waktu itu.

Banyak perubahan, setelah sembuh, biasanya setiap bertemu kami selalu minum kopi dan menghisap rokok, tapi beliau sudah berhenti merokok.

Dalam pergaulan, om senang (beberapa sahabat memanggil dengan nama itu, karena kalau ada beliau pasti semua menjadi senang) tidak pilih, ia sangat dekat pegawainya, sopir ambulans, para Kepala Desa, wartawan dan lainnya.

Tentunya selama bergaul, beliau tidak pelit, bahkan terkesan sangat royal, setelah menyelesaikan tugas di Puskesmas, beliau nemuin kami di kantin Kecamatan Sidomulyo, hampir dipastikan kopi dan rokok dibelikan.

Bahkan kami sangat sering di beri uang, pernah waktu itu saya tegur kebiasaannya memberi uang, tapi dengan santai ia menjawab mumpung ada rejeki.
“Aku dapat pesan dari mamak kalau jadi orang jangan pelit,” ujarnya waktu itu.


Oh ya, setelah berhenti merokok, beberapa bulan kemudian beliau kepada kumat, dengan alasan stres pekerjaan, agar bisa rileks, dengan menyeruput kopi dan menghisap sebatang rokok.

Kebiasaan buruk merokok tersebut tidak diketahui istrinya, ia hanya merokok kalau sedang berada diluar tempat tinggalnya dan tempat kerjanya, tentunya dengan sembunyi-sembunyi takut ketahuan. (bersambung)

Penulis Perdhana Wibysono


Disclamer:

Tulisan ini untuk mengenang kebaikan seorang sahabat yang sudah tiada, cerita ini berdasarkan pergaulan langsung penulis dengan dr Rocky Jacky Sihombing dan beberapa narasumber.

Apabila ada kekeliruan dalam penulisan, mengenai nama, tempat, waktu dan lain sebagainya, mohon maaf, bukan di sengaja dan tidak berniat menyinggung siapapun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *