Saling Serobot, Arus Lalulintas Simpang Pasar Sidomulyo Semrawut

Sidomulyo, Lampung Selatan – –  Masyarakat keluhkan, semrawutnya kondisi arus lalulintas di simpang pasar Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, khususnya pada waktu pagi dan siang hari.

 

 

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun lamselpost.co, kondisi semrawut arus lalulintas di simpang pasar Sidomulyo, atau lebih dikenal dengan nama simpang masjid Agung, pada saat pagi  sampai dengan siang hari.

 

 

 

Saling serobot kendaraan di simpang empat tersebut sudah menjadi pemandangan setiap hari, bahkan sering terjadi saling senggol atau kecelakaan lalulintas.

 

 

 

Persimpangan tersebut merupakan jalur utama yang mempertemukan arus lalulintas dari arah Candipuro dan Way Panji serta jalan alternatif yang menuju jalan lintas Sumatera (Jalinsum) sehingga kerap terjadi kepadatan.

 

 

 

 

Pada saat pagi hari, kendaraan yang melintas dari roda 2 sampai roda 4 didominasi para siswa yang ke sekolah, pekerja ke kantor dan para pedagang yang ke pasar, membuat semrawut arus lalulintas.

 

 

 

Selama ini yang kerap mengatur arus lalulintas di lokasi tersebut hanya seorang warga sekitar atau biasa di sebut pak Ogah yang tanpa pengetahuan dan pengalaman.

 

 

 

Keluhan masyarakat mengenai semrawut arus lalulintas di lokasi tersebut sudah pernah disampaikan langsung kepada dinas atau instansi terkait.

 

 

 

Keesokan paginya, sudah ada petugas yang mengatur arus lalulintas, akan tetapi tidak bertahan lama, hanya beberapa hari saja, setelah itu tidak nampak lagi.

“Waktu itu pernah ada yang ngatur lalulintas, tapi sebentar,” kata Rahmat (41) salah seorang pedagang di simpang tersebut, Rabu (3/12/2024).

 

 

 

Dijelaskannya, saling senggol dan kecelakaan hampir setiap hari terjadi, karena tidak ada yang mengatur arus lalulintas di persimpangan pasar Sidomulyo.

“Biasanya pagi yang sering terjadi kecelakaan disini,” ujarnya.

 

 

Hal senada diungkap salah seorang warga setempat, demi keselamatan dan kenyamanan bersama, sebaiknya ada petugas yang mengatur arus lalulintas setiap paginya.

“Solusinya ada yang ngatur atau dipasang rambu lampu merah,” kata Burhan (49).

 

 

Ia berharap, jangan sampai sudah ada korban jiwa akibat kecelakaan lalulintas di lokasi tersebut, baru dilakukan tindakan atau upaya pencegahan.

“Harapan kami, secepatnya dilakukan tindakan, jangan sampai nya wa melayang baru bergerak,” ujarnya. HAN

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *