Rajabasa, Lampung Selatan – – Sejak sepekan terakhir, Gunung Anak Krakatau (GAK) erupsi, melontarkan abu vulkanik berwarna hitam kelabu, dengan tinggi kolom berkisar 100-2.000 meter di atas kawah.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun lamselpost.co, sepekan terakhir, erupsi GAK hampir terjadi setiap hari, tercatat mulai hari Minggu (26/11/2023) sebanyak 5 kali dengan amplitudo 50-78 mm, durasi 22-45 detik. terdengar suara dentuman.
Keesokan harinya, GAK kembali erupsi sebanyak 60 kali, dengan amplitudo 28-85 mm durasi 16-532 detik, tinggi kolom abu berkisar 300-2.000 meter, terdengar suara dentuman, Senin (27/11/2023).
Letusan GAK berlanjut lagi di hari Selasa (28/11/2023) sebanyak 31 kali, dengan amplitudo 5-75 mm, durasi 10-149 detik, tinggi kolom abu berkisar 700-1.500 meter.
Selanjutnya, hari Rabu (29/11/2023) letusan GAK tercatat sebanyak 6 kali dengan amplitudo 10-30 mm, durasi 17-35 detik, tinggi kolom abu berkisar 100-300 meter dari puncak kawah.
Pada hari Kamis (30/11/2023) GAK kembali erupsi sebanyak 2 kali dengan amplitudo 28-35 mm, durasi 22-36 detik.
Keesokan harinya, Jumat (1/12/2023) GAK tercatat 6 kali meletus, dengan amplitudo 16-36 mm, durasi 31-54 detik
Kemudian, hari Sabtu (2/12/2023) , GAK erupsi tercatat 19 kali dengan amplitudo 13-50 mm durasi 10-120 detik, tinggi kolom abu berkisar 200-800 meter dari puncak kawah.
Letusan GAK berlanjut pada hari Minggu (3/12/2023) sebanyak 12 kali, dengan amplitudo 55-75 mm durasi 12-80 detik, tinggi kolom abu berkisar 500-700 meter.
Terakhir, Senin (4/12/2023) kemarin, erupsi GAK tercatat 23 kali, dengan amplitudo 48-71 mm, durasi 27-150 detik, tinggi kolom abu berkisar 700-1.500 meter.
Status GAK level III atau Siaga, masyarakat, pengunjung dan nelayan di larang mendekat radius 5 Km dari kawah aktif.
“Masyarakat diminta patuhi rekomendasi radius 5Km,” kata petugas Pos Pemantau GAK, Suwarno, di Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Selasa (5/12/2023). HAN
