Tertipu Modus Pinjaman BRI, IRT di Sidomulyo Lapor Polisi

Sidomulyo, Lampung Selatan – – Tertipu dengan modus pinjaman bank, puluhan ibu rumah tangga (IRT) warga Desa Sidowaluyo, Kecamatan Sidomulyo, melapor ke Polres Lampung Selatan.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun lamselpost.co, peristiwa dialami oleh YL (56) salah seorang ibu rumah tangga yang berkeinginan mencari pinjaman ke BRI unit Sidomulyo untuk modal usahanya.

Keinginan untuk meminjam uang sebesar Rp50 juta disampaikannya melalui salah seorang oknum pegawai BRI unit Sidomulyo dengan jaminan sertifikat sawah seluas seperempat hektare.

Akan tetapi pengajuan pinjamannya di tolak, karena ada beberapa syarat tidak bisa terpenuhi, kemudian meminta tolong seseorang SS (45) warga Desa Sidowaluyo diduga punya koneksi di BRI, sekitar bulan November 2023
“Jadi seluruh persyaratan saya serahkan, termasuk sertifikat surat tanah,” ujarnya, Jumat (29/3/2024).


Beberapa hari kemudian, dihubungi SS mengatakan kalau ajuan pinjaman di BRI Sidomulyo ditolak atau tidak diterima, karena tidak memenuhi syarat.
“Dapat kabar ditolak, tapi persyaratan termasuk sertifikat belum di kembalikan,” ujarnya.

Seiring waktu berjalan, Ibu rumah tangga itu mendapat kabar dari oknum pegawai BRI, jika ajuan pinjamannya diterima, bahkan sudah masuk angsuran yang kedua.
“Akhirnya saya ribut dengan suami, karena minjam duit, tidak terima duit, ” kata dia.


Hal senada diungkap, ibu rumah tangga lainnya WT (41) pinjam uang di BRI unit Sidomulyo melalui SS sebesar Rp50 juta, tapi tidak menerima uang sama sekali.
“Jaminannya sertifikat rumah, uang tidak saya terima sama sekali,” kata dia.


Kejadian sekitar bulan Desember 2023 lalu, uang pinjaman BRI sudah cair, dalam bentuk tabungan, tapi tidak boleh diambil dulu dengan alasan mau di pindah ke pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Dengan alasan mau pindah KUR, buku tabungan dan kartu ATM diambil SS,” ujarnya.


Setelah beberapa pekan kemudian, ada pihak BRI unit Sidomulyo mendatangi kalau pembayaran pinjaman sebesar Rp50 juta jatuh tempo bulan September 2024.
“Dikabarin kalau tagihan jatuh tempo bulan September, saya kaget, karena tidak menerima uang pinjaman,” kata dia.

Akhirnya, mencari keberadaan SS ibu rumah tangga warga Desa Sidowaluyo, untuk meminta pertanggungjawaban, karena tidak pernah menerima uang pinjaman.
“Waktu itu hanya dijanjikan saja, tidak ada kepastian,” ujar dia.

Sekitar awal bulan Maret 2024, keberadaan SS sudah tidak diketahui, karena melarikan diri, dikediamannya di Desa Sidowaluyo, hanya tinggal suaminya saja.
“Kami hanya dijanjikan akan dibayar, tapi belum tahu kepastiannya,” ujarnya.

Setelah permasalahan ini mencuat, ternyata ada puluhan korban di SS didominasi ibu rumah tangga yang meminjamuang di BRI unit Sidomulyo dengan modus sama.
“Setelah ramai, seminggu lalu saya didatangi pegawai BRI Sidomulyo, dipaksa tanda tangan harus bayar sebelum jatuh tempo,” kata dia.


Akhirnya, beberapa ibu rumah tangga inisiatif ke Polres Lampung Selatan, untuk melaporkan penipuan modus pinjaman BRI yang mereka alami.
“Kami inisiatif melapor ke Polres, karena beberapa kali pertemuan tidak ada kepastian,” kata KS (50) salah seorang korban.


Akan tetapi, laporan rombongan ibu rumah tangga ditolak, karena kurang cukup bukti, mereka di suruh melengkapi terdahulu, sebelum datang ke Mapolres Lampung Selatan, kembali.
“Kami kesulitan akses BRI, pak polisi menyarankan buat permohonan ke Kapolres Lampung Selatan,” kata dia.


Sayangnya, sampai berita ini tayang belum ada konfirmasi dan komentar dari berbagai pihak terkait pinjaman BRI unit Sidomulyo. HAN